Prinsip dasar pengelolaan tanaman terpadu
(PTT). adalah : a) bersifat spesifik lokasi, b) melalui pendekatan
partisipatif, c) mengintegrasikan komponen teknologi yang memberikan pengaruh
secara sinergis dan bersifat dinamis dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan lahan - situsmadu.blogspot.com |
VARIETAS UNGGUL BARU
Varietas bibit unggul |
PENYIAPAN BENIH SEHAT
Pilih benih dengan menggunakan air garam 3 %.
Benih yang digunakan hanya benih yang tenggelam, benih dibilas dengan air untuk
mencuci garam. Cara lain dengan menggunakan larutan ZA dengan perbandingan 1 kg
ZA untuk 2,7 liter air. Benih yang diperlukan unuk cara tanam pindah 15 kg/ha.
PERSEMAIAN DAN BIBIT
persemaian |
PENANAMAN
![]() |
penanaman dengan mesin |
PEMUPUKAN
Pemberian pupuk urea dengan menggunakan bagan
warna daun sedangkan P dan K berdasarkan analisis tanah dan petak omisi.
Optimalisasi penggunaan pupuk N /urea dapat dilakukan dengan penggunanan bagan
warna daun (BWD).
Tabel
1. Acuan pemberian pupuk P dan K untuk tanaman padi sawah
Status hara P & K tanah
|
Kadar P2O5(mg/100g tanah)
|
Takaran P (kg SP36/ha/musim)
|
Kadar K2O (mg/100g tanah)
|
Takaran K (kg KCL/ha/musim)
|
Rendah
|
<20
|
125
|
<10
|
50
|
Sedang
|
20-40
|
75
|
10-20
|
0**
|
Tinggi
|
>40
|
50*
|
>20
|
0
|
** Diberi
sisa jerami padi setara 2 ton/ha
Pupuk Organik
Bahan organik adalah bahan yang berasal dari
limbah tanaman, kotoran hewan atau hasil dari pengomposan seperti kotoran sapi,
kotoran ayam, jerami atau sisa tanaman lain, pupuk hijau dan hasil atau sisa
pangkasan tanaman kacang-kacangan. Gunakan pupuk organik 1 - 2 t/ha.
Pengendalian gulma dengan gasrok 3 kali pada saat
umur 25, 36 dan 45 HST. Teknis pengendalian gulma dengan cara mengeringkan air
sebelum pengendalian, pengendalian dengan tangan atau alat mekanik dan diulangi
2 - 3 kali sampai tajuk tanaman padi menutup tanah serta dapat menggunakan
herbisida sesuai anjuran.
PENGELOLAAN AIR
pengelolaan air |
Sewaktu tanam bibit padi, tanah sawah dalam
kondisi macak-macak, secara berangsur-angsur tanah diairi 2 - 5 cm hingga
tanaman berumur 0 - 5 HST. Pengeringan petakan sawah dilakukan dengan
membiarkan air dalam petakan habis dengan sendirinya, biasanya kering setelah 5
- 6 hari bergantung cuaca dan tekstur tanah. Setelah permukaan tanah retak
selama 2 hari, petakan sawah diairi seinggi 5 - 10 cm. Selanjutnya pengeringan
dan pengairan kepetakan sawah dilakukan sampai tanaman masuk fase pembungaan,
sejak fase berbunga hingga 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi dengan
tinggi air sekitar 5 cm. Sejak 10 hari sebelum panen hingga saat panen lahan
dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan
panen.
Pemanenan dilakukan dengan system beregu
(UPJA) dan perontokan gabah menggunakan mesin perontok seperti pedal thresher
dan power thresher. Gabah hasil panen dikeringkan hingga mencapai kadar air
maksimum 18 %, pengeringan dapat dilakukan dengan cara menjemur atau
menggunakan alat pengering (dryer) jika panen berlangsung pada musim hujan.
Setelah kering gabah disimpan pada kadar air 14 %.
SUMBER BACAAN
Budidaya Tanaman Padi Sawah.
Dalam http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/01/budidaya-tanaman-padi-sawah.html
di unduh Sabtu, 2 April 2013. Pukul 12.47 Wita
Teknologi Budidaya Padi. BP2TP.
2008. Dalam http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bp2tp08padi.pdf
di unduh Sabtu, 2 April 2013. Pukul 12.49 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar