Laman

Jumat, 31 Mei 2013

Leaflet - Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi


 Prinsip dasar pengelolaan tanaman terpadu (PTT). adalah : a) bersifat spesifik lokasi, b) melalui pendekatan partisipatif, c) mengintegrasikan komponen teknologi yang memberikan pengaruh secara sinergis dan bersifat dinamis dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan lahan - situsmadu.blogspot.com
Pengolahan tanah sempurna dengan perbandingan lumpur dan air 1 : 1, gunakan bajak singkal dengan kedalaman 20 cm dan genangi 7 - 15 cm. Pembajakan kedua diikuti penggaruan/ penggelebekan untuk meratakan tanah. Pemberian kompos jerami atau kotoran sapi 1 - 2 t/ha. Untuk sawah yang mempunyai lapisan olah dalam, langsung dilakukan penggelebekan atau penggaruan tanpapembajakan. Untuk tanah porus atau bertekstur ringan dapat dilakukan dengan tanpa olah tanah (TOT) dengan menyemprotlahan menggunakan herbisida, kemudian setelah kering jerami padi dan rumput ditebas dibiarkan pada areal pertanaman kemudian digenangi.

VARIETAS UNGGUL BARU
Varietas bibit unggul
Pilihan varietas disesuaikan dengan lokasi setempat (misal, kalau endemic penyakit tungro pilih varietas tahan ungro). Varietas padi berupa Ciherang, Mekongga, Inpari 1 dll.

PENYIAPAN BENIH SEHAT
Pilih benih dengan menggunakan air garam 3 %. Benih yang digunakan hanya benih yang tenggelam, benih dibilas dengan air untuk mencuci garam. Cara lain dengan menggunakan larutan ZA dengan perbandingan 1 kg ZA untuk 2,7 liter air. Benih yang diperlukan unuk cara tanam pindah 15 kg/ha.

PERSEMAIAN DAN BIBIT
persemaian
Luas persemaian 4 % dari luas pertanaman. Pada areal persawahan perlu dibuat bedengan dengan lebar 1 - 1,2 m dan panjang bedengan sesuai petakan atau antara 10 - 20 m. Tidak membuat persemaian di lokasi yang sedang atau pernah terjangkit penyakit tungro atau terserang hama penggerek batang. Tidak membuat persemaian di dekat lampu atau sumber cahaya di malam hari, agar bibit terhindar dari serangan penggerek batang atau kepinding tanah. Untuk daerah endemik hama penggerek batang dan wereng coklat perlu diantisipasi dengan memberi seed treatment 30 - 50 gr/60 kg benih insektisida fipronil. Bibit dipupuk urea dengan dosis 20 - 40 g/m2. Penanaman dilapangan dilakukan pada saat bibit berumur 10 - 15 hari.

PENANAMAN
penanaman dengan mesin
Penanaman dengan sistem tanam pindah atau tapin, jarak tanam bujur sangkar 20 x 20 cm dengan 1 - 3 tanaman/lubang dan tanam jajar legowo 2 : 1 atau 4 : 1. Penanaman bibit muda umur 10 - 15 hari setelah sebar dengan 1 - 3 batang per rumpun.

PEMUPUKAN
Pupuk Anorganik
Pemberian pupuk urea dengan menggunakan bagan warna daun sedangkan P dan K berdasarkan analisis tanah dan petak omisi. Optimalisasi penggunaan pupuk N /urea dapat dilakukan dengan penggunanan bagan warna daun (BWD).
Tabel 1. Acuan pemberian pupuk P dan K untuk tanaman padi sawah
Status hara P & K tanah
Kadar P2O5(mg/100g tanah)
Takaran P (kg SP36/ha/musim)
Kadar K2O (mg/100g tanah)
Takaran K (kg KCL/ha/musim)
Rendah
<20
125
<10
50
Sedang
20-40
75
10-20
0**
Tinggi
>40
50*
>20
0
* Dapat diberikan satu kali dua musim
** Diberi sisa jerami padi setara 2 ton/ha
Pupuk Organik
Bahan organik adalah bahan yang berasal dari limbah tanaman, kotoran hewan atau hasil dari pengomposan seperti kotoran sapi, kotoran ayam, jerami atau sisa tanaman lain, pupuk hijau dan hasil atau sisa pangkasan tanaman kacang-kacangan. Gunakan pupuk organik 1 - 2 t/ha.

pengendalian gulma dengan alat
PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma dengan gasrok 3 kali pada saat umur 25, 36 dan 45 HST. Teknis pengendalian gulma dengan cara mengeringkan air sebelum pengendalian, pengendalian dengan tangan atau alat mekanik dan diulangi 2 - 3 kali sampai tajuk tanaman padi menutup tanah serta dapat menggunakan herbisida sesuai anjuran.




PENGELOLAAN AIR
pengelolaan air
Sewaktu tanam bibit padi, tanah sawah dalam kondisi macak-macak, secara berangsur-angsur tanah diairi 2 - 5 cm hingga tanaman berumur 0 - 5 HST. Pengeringan petakan sawah dilakukan dengan membiarkan air dalam petakan habis dengan sendirinya, biasanya kering setelah 5 - 6 hari bergantung cuaca dan tekstur tanah. Setelah permukaan tanah retak selama 2 hari, petakan sawah diairi seinggi 5 - 10 cm. Selanjutnya pengeringan dan pengairan kepetakan sawah dilakukan sampai tanaman masuk fase pembungaan, sejak fase berbunga hingga 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi dengan tinggi air sekitar 5 cm. Sejak 10 hari sebelum panen hingga saat panen lahan dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen.
pemanenan

PANEN DAN PASCA PANEN
Pemanenan dilakukan dengan system beregu (UPJA) dan perontokan gabah menggunakan mesin perontok seperti pedal thresher dan power thresher. Gabah hasil panen dikeringkan hingga mencapai kadar air maksimum 18 %, pengeringan dapat dilakukan dengan cara menjemur atau menggunakan alat pengering (dryer) jika panen berlangsung pada musim hujan. Setelah kering gabah disimpan pada kadar air 14 %.


SUMBER BACAAN
Budidaya Tanaman Padi Sawah. Dalam http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/01/budidaya-tanaman-padi-sawah.html di unduh Sabtu, 2 April 2013. Pukul 12.47 Wita
Teknologi Budidaya Padi. BP2TP. 2008. Dalam http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bp2tp08padi.pdf di unduh Sabtu, 2 April 2013. Pukul 12.49 Wita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar