O l e h :
Altin Travino Umbu Kabalu Roma
Pangan merupakan
kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat
terjamin. Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu
dari 21 Kabupaten yang ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota
kabupaten yaitu Waibakul. Wilayah ini memiliki keunikan meskipun diliputi oleh
kegersangan dengan curah hujan yang kurang, akan tetapi memiliki sungai-sungai
maupun sumber-sumber mata air yang cukup. Sungai yang melewati wilayah
Kabupaten Sumba Tengah adalah Bewi dan Pamalar. Dilihat dari aspek rona fisik
tanah, wilayah dengan kemiringan lebih kecil dari 400 meliputi 38% sedangkan
wilayah >400 meliputi 62%. Wilayah dengan ketinggian kurang dari atau sama
dengan 500m dari permukaan laut yakni seluas 49 % dan lebih besar dari 500m
sebesar 51% dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Sumba Tengah.
Kecukupan pangan merupakan preoritas utama semua
daerah dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Segala sumberdaya dikerahkan
untuk membudidayakan tanaman terutama tanaman sumber karbohidrat. Tak
terkecuali daerah-daerah maju yang padat modal tetap mengedepankan produksi
pangan untuk memenuhi kebutuhan rangkatnya.
Pangan merupakan kebutuhan utama
bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang
harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Kabupaten
Sumba Tengah merupakan salah satu daerah berkembang yang dulu hingga sekarang
masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok
tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini justru
menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi kebutuhan
pokok semua orang.
Kabupaten Sumba Tengah
merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota kabupaten yaitu
Waibakul.
2.1.1. GEOGRAFIS
DAN ADMINISTRASI
Pulau Sumba terletak di barat
daya Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya berjarak sekitar 96 km di sebelah
selatan Pulau Flores, 295 km di
sebelah barat daya Pulau Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin
Australia. Pulau ini berada pada busur luar kepulauan Nusa Tenggara, dan pada
busur tersebut Pulau Sumba terletak antara Pulau Sumbawa dan Pulau Timor. Secara
astronomis Kabupaten Sumba Tengah membentang antara 119°24’56,26” – 120°
50″55,29” BT dan 9°20’38,31” LS – 9°50’38,86” LS. Luas Kabupaten Sumba Tengah
adalah 1.869,18 km2.
Batas wilayah Kabupaten Sumba Tengah
adalah :
1. Sebelah
Utara :
Selat Sumba
2. Sebelah
Selatan : Samudera
Indonesia
3. Sebelah
Barat :
Kabupaten Sumba Barat
4. Sebelah
Timur : Kabupaten
Sumba Timur
Kabupaten Sumba Tengah terbagi atas
5 kecamatan dan 43 desa. 5 kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah yaitu :
1. Kecamatan Mamboro
dengan ibukota Mananga.
2. Kecamatan Katikutana
dengan ibukota Waibakul.
3. Kecamatan Umbu
Ratu Nggay Barat dengan ibukota Rita.
4. Kecamatan Umbu
Ratu Nggay dengan ibukota Lendi Wacu.
5. Kecamatan
Katikutana Selatan.
2.1.2. TOPOGRAFI
Wilayah ini memiliki keunikan
meskipun diliputi oleh kegersangan dengan curah hujan yang kurang, akan tetapi
memiliki sungai-sungai maupun sumber-sumber mata air yang cukup. Sungai yang
melewati wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah Bewi dan Pamalar. Dilihat dari
aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan lebih kecil dari 400 meliputi
38% sedangkan wilayah >400 meliputi 62%. Wilayah dengan ketinggian kurang
dari atau sama dengan 500m dari permukaan laut yakni seluas 49 % dan lebih
besar dari 500m sebesar 51% dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Sumba
Tengah.
2.1.3. IKLIM
Seperti halnya di tempat lain di
Indonesia, di Kabupaten Sumba Tengah dan Propinsi Nusa Tenggara Timur hanya
dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai
dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung
uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember
sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia
dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan
Oktober-Nopember. Walaupun demikian, mengingat Sumba Tengah dan umumnya NTT
dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan
Samudera Pasifik sampai di wilayah sudah berkurang yang mengakibatkan hari
hujan di Sumba Tengah lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang lebih
dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan Sumba Tengah sebagai wilayah yang
tergolong kering di mana hanya 4 bulan (Januari sampai dengan Maret dan
Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering (Sumba
Tengah Dalam Angka,2007)
Permasalahan yang paling besar
dialami masyarakat Sumba Tengah saat ini terletak pada sektor pertanahan,
dengan kondisi daerah sekarang mengalami keterbatasan sumberdaya lahan yang
cocok untuk dikembangkan. Sempitnya lahan yang dimiliki petani dan masalah
sengketa tanah, juga menjadi persoalan yang cukup besar dalam mengembangkan
produksi pangan di Sumba Tengah.
Kebutuhan lahan ini sebenarnya bisa
saja dipenuhi bila tidak terjadi konversi lahan pertanian ke peruntukan lain,
seperti pabrik, mall dan permukiman. Ketersediaan lahan potensial untuk
perluasan areal tanaman pangan saat ini nyaris sudah tidak ada lagi. Saat ini,
permasalahan yang dihadapi masyarakat Sumba Tengah pada sektor pertanian adalah
tingginya tekanan terhadap sumber daya lahan.
Ketergantungan impor pangan terhadap
daerah lain sangat tinggi. Impor pangan yang meningkat ini akan memperlemah
pekonomian karena devisa yang susah payah diperoleh dibelanjakan untuk hal-hal
yang bersifat konsumtif yang sebenarnya dapat diproduksi sendiri. Selain
masalah ketersediaan pangan, tantangan terbesar dalam bidang pertanian adalan
peningkatan kualitas pangan rakyat. Hal ini dinilai penting karena kualitas
pangan daerah relatif kurang baik. Padahal, kualitas pangan tersebut sangat
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara fisik dan kecerdasan
karena memenuhi standar gizi. Tidak akan ada perbaikan kualitas SDM daerah ini
tanpa perbaikan gizi masyarakatnya.
Masalah bidang produksi pangan
lainnya yakni sentral produksi pangan hanya didaerah tertentu. Pemusatan
produksi menimbullkan berbagai kerumitan dalam pemasaran dan distribusi pangan,
Masalah lain yang dihadapi keadaan geografis seperti terbatasnya persediaan
sarana dan prasarana perhubungan.
Selain itu, produksi pangan masih
tergantung pada musim. Pada musim penghujan hasil panen akan tinggi atau
meningkat sedangkan pada musim kemarau hasil penen menurun. Produksi pangan di Sumba
Tengah selain tidak merata menurut tempat, tetapi juga tidak merata menurut
waktu. Tampaklah bahwa tekanan terhadap distribusi pangan mempunyai banyak
kendala tambahan, di mana keadaan ini sudah tentu akan banyak berpengaruh
terhadap harga yang diterima petani maupun harga yang harus dibayar konsumen.
Dalam hal ini petani sering tidak diuntungkan dengan tidak mampunya pemerintah
untuk memprediksi dan menanggulangi hujan deras yang berakibat pada terendamnya
tanaman pangan petani, bahkan beberapa tanaman tersebut sudah siap panen.
Walaupun pemerintah sudah menetapkan harga dasar komoditas pertanian tertentu,
tetapi sering kali pemerintah lamban dalam mengantisipasi kecenderungan
penurunan harga komoditas pertanian.
Di sisi lain produksi pangan
bersifat fluktuasi, sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, gangguan hama, penyakit
dan gangguan alam. Dilain pihak konsumsi pangan cenderung meningkat mengikuti
pertambahan jumlah penduduk dan kenaiakan pendapatan.
Menghadapi tantangan ketahanan
pangan yang saat ini, mulai dari peningkatan ketahanan pangan baik dalam
ketersediaan, stabilitas, aksesabilitas, konsumsi sehingga dapat dilihat
kemajuan pertumbuhan ekonomi dan suatu individu dapat memiliki daya saing
individu dan kelompok masyarakat.
Mungkin sulit untuk mengerem laju
penduduk yang terjadi dan juga menambah jumlah lahan pertanian yang ada karena
berbagai faktor dan konversi besar-besaran yang terjadi. Namun yang perlu
diperhatikan dan ditindaklanjuti dari kondisi pertanian dan ketahanan pangan
antara lain adalah langkah strategi penerapan dalam menyelesaikan ketahanan
pangan pada total luas lahannya, upaya untuk fertilizer/pemupukan dan bibit
unggulnya. Luas lahan yang merupakan konversi dari sawah harus diperhatikan
masalah tata ruangnya. Sementara itu, pada sistem pemupukannya harus
menggunakan bahan organik dan harus diperhatikan formulanya. Selain
itu perlu diperhatikan mengenai pengelolaan kualitan serta kuantitas sumber
daya manusia dan teknologi untuk kemajuan pangan dan pertanian daerah Sumba
Tengah.
Teknologi jadi bagian penting dalam
pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Teknologi memang hanya tools
atau alat tetapi perlu dipikirkan bagaimana kita dapat membantu para petani
kita dapat meningkatkan kualitas produk-produk mereka. Teknologi perlu
diperhatikan mengingat untuk mengimbangi berkurangnya lahan pertanian.
Dengan melihat contoh-contoh Daerah lain yang belahan sempit namun teknologinya
mampu menolong masalah tersebut dapat memberikan motivasi bagi Sumba Tengah.
Kualitas para petani perlu juga perhatian untuk mengolah sumber daya alam yang
ada. Para petani tersebut perlu diberikan pengetahuan agar mampu memajukan
jumlah komoditi pertanian. Seperti contohnya diberikan pelatihan bagi para
petani agar mereka dapat memberi perlindungan lebih aman dan efektif tanaman
mereka dari serangan hama, penyakit, dan lainnya.
Tujuh solusi mengenai masalah pangan
di Sumba Tengah yang disesuaikan dari rekomendasi pengelolaan masalah pangan
nasional Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI).
Pertama, petani harus berpendapatan.
Petani harus mendapatkan harga yang pantas atas hasil produksinya. Kedua,
meningkatkan produksi pangan melalui peningkatan produktivitas budidaya tanaman
pangan.
Ketiga, mengenalkan
teknologi-teknologi produksi pangan yang baru. Keempat, menciptakan tata kelola
kebijakan perdagangan pangan yang jelas melindungi produsen pangan dalam
negeri. Misalnya, kalau kita terpaksa mengimpor, kalau perlu dibuat kebijakan
perdagangan untuk supermarket khusus untuk barang impor, yang ditujukan untuk
orang-orang kaya yang mampu membelinya dan tidak digabungkan dengan barang
dalam negeri supaya tidak mengganggu perdagangan dalam negeri untuk
produk-produk sendiri.
Kelima, cermat melihat perkembangan
pangan global. Keenam, dengan tegas mengutamakan produsen pangan dalam negeri.
Ketujuh, pendanaan untuk pembangunan sektor pangan harus diperkuat. Seperti
pendanaan pemerintah untuk pertanian pangan masih terlalu rendah. Kredit UKM
sebagian besar, 65%, untuk sektor perdagangan, sementara untuk sektor hulu
pertanian masih sedikit sekali.
Beberapa hal Yang perlu diperhatikan
dan ditindaklanjuti dari kondisi pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Sumba
Tengah antara lain adalah langkah strategi penerapan dalam menyelesaikan ketahanan
pangan pada total luas lahannya, upaya untuk fertilizer/pemupukan dan bibit
unggulnya. Luas lahan yang merupakan konversi dari sawah harus diperhatikan
masalah tata ruangnya. Sementara itu, pada sistem pemupukannya harus
menggunakan bahan organik dan harus diperhatikan formulanya. Selain
itu perlu diperhatikan mengenai pengelolaan kualitan serta kuantitas sumber
daya manusia dan teknologi untuk kemajuan pangan dan pertanian daerah Sumba
Tengah.
Teknologi jadi bagian penting dalam
pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Teknologi memang hanya tools
atau alat tetapi perlu dipikirkan bagaimana kita dapat membantu para petani
kita dapat meningkatkan kualitas produk-produk mereka. Teknologi perlu
diperhatikan mengingat untuk mengimbangi berkurangnya lahan pertanian.
Dengan melihat contoh-contoh Daerah lain yang belahan sempit namun teknologinya
mampu menolong masalah tersebut dapat memberikan motivasi bagi Sumba Tengah.
Kualitas para petani perlu juga perhatian untuk mengolah sumber daya alam yang ada.
Para petani tersebut perlu diberikan pengetahuan agar mampu memajukan jumlah
komoditi pertanian. Seperti contohnya diberikan pelatihan bagi para petani agar
mereka dapat memberi perlindungan lebih aman dan efektif tanaman mereka dari
serangan hama, penyakit, dan lainnya.