Laman

Selasa, 20 Mei 2014

MASALAH PANGAN DI SUMBA TENGAH TIGA TAHUN TERAKHIR SERTA SOLUSI PENYELESAIANNYA

O l e h  :
Altin Travino Umbu Kabalu Roma
Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Kabupaten  Sumba Tengah merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota kabupaten yaitu Waibakul. Wilayah ini memiliki keunikan meskipun diliputi oleh kegersangan dengan curah hujan yang kurang, akan tetapi memiliki sungai-sungai maupun sumber-sumber mata air yang cukup. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah Bewi dan Pamalar. Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan lebih kecil dari 400 meliputi 38% sedangkan wilayah >400 meliputi 62%. Wilayah dengan ketinggian kurang dari atau sama dengan 500m dari permukaan laut yakni seluas 49 % dan lebih besar dari 500m sebesar 51% dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Sumba Tengah.
Kecukupan pangan merupakan preoritas utama semua daerah dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Segala sumberdaya dikerahkan untuk membudidayakan tanaman terutama tanaman sumber karbohidrat. Tak terkecuali daerah-daerah maju yang padat modal tetap mengedepankan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan rangkatnya.
            Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu daerah berkembang yang dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini justru menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi kebutuhan pokok semua orang.
            Kabupaten  Sumba Tengah merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota kabupaten yaitu Waibakul.
2.1.1.    GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
            Pulau Sumba terletak di barat  daya Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah barat daya Pulau Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin Australia. Pulau ini berada pada busur luar kepulauan Nusa Tenggara, dan pada busur tersebut Pulau Sumba terletak antara Pulau Sumbawa dan Pulau Timor.  Secara astronomis Kabupaten Sumba Tengah membentang antara  119°24’56,26” – 120° 50″55,29” BT dan 9°20’38,31” LS – 9°50’38,86” LS. Luas Kabupaten Sumba Tengah adalah 1.869,18 km2.
            Batas wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah :
1.  Sebelah Utara    :           Selat Sumba
2.  Sebelah Selatan :           Samudera Indonesia
3.  Sebelah Barat    :           Kabupaten Sumba Barat
4.  Sebelah Timur   :           Kabupaten Sumba Timur
            Kabupaten Sumba Tengah terbagi atas 5 kecamatan dan 43 desa. 5 kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah yaitu :
1. Kecamatan Mamboro dengan ibukota Mananga.
2. Kecamatan Katikutana dengan ibukota Waibakul.
3. Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dengan ibukota Rita.
4. Kecamatan Umbu Ratu Nggay  dengan ibukota Lendi Wacu.
5. Kecamatan Katikutana Selatan.
2.1.2.    TOPOGRAFI
            Wilayah ini memiliki keunikan meskipun diliputi oleh kegersangan dengan curah hujan yang kurang, akan tetapi memiliki sungai-sungai maupun sumber-sumber mata air yang cukup. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah Bewi dan Pamalar. Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan lebih kecil dari 400 meliputi 38% sedangkan wilayah >400 meliputi 62%. Wilayah dengan ketinggian kurang dari atau sama dengan 500m dari permukaan laut yakni seluas 49 % dan lebih besar dari 500m sebesar 51% dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Sumba Tengah.
2.1.3.    IKLIM
            Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Sumba Tengah dan Propinsi Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Walaupun demikian, mengingat Sumba Tengah dan umumnya NTT dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di Sumba Tengah lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang lebih dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan Sumba Tengah sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 bulan (Januari sampai dengan Maret dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering (Sumba Tengah Dalam Angka,2007)
            Permasalahan yang paling besar dialami masyarakat Sumba Tengah saat ini terletak pada sektor pertanahan, dengan kondisi daerah sekarang mengalami keterbatasan sumberdaya lahan yang cocok untuk dikembangkan. Sempitnya lahan yang dimiliki petani dan masalah sengketa tanah, juga menjadi persoalan yang cukup besar dalam mengembangkan produksi pangan di Sumba Tengah.
            Kebutuhan lahan ini sebenarnya bisa saja dipenuhi bila tidak terjadi konversi lahan pertanian ke peruntukan lain, seperti pabrik, mall dan permukiman. Ketersediaan lahan potensial untuk perluasan areal tanaman pangan saat ini nyaris sudah tidak ada lagi. Saat ini, permasalahan yang dihadapi masyarakat Sumba Tengah pada sektor pertanian adalah tingginya tekanan terhadap sumber daya lahan.
            Ketergantungan impor pangan terhadap daerah lain sangat tinggi. Impor pangan yang meningkat ini akan memperlemah pekonomian karena devisa yang susah payah diperoleh dibelanjakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif yang sebenarnya dapat diproduksi sendiri. Selain masalah ketersediaan pangan, tantangan terbesar dalam bidang pertanian adalan peningkatan kualitas pangan rakyat. Hal ini dinilai penting karena kualitas pangan daerah relatif kurang baik. Padahal, kualitas pangan tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara fisik dan kecerdasan karena memenuhi standar gizi. Tidak akan ada perbaikan kualitas SDM daerah ini tanpa perbaikan gizi masyarakatnya.
            Masalah bidang produksi pangan lainnya yakni sentral produksi pangan hanya didaerah tertentu. Pemusatan produksi menimbullkan berbagai kerumitan dalam pemasaran dan distribusi pangan, Masalah lain yang dihadapi keadaan geografis seperti terbatasnya persediaan sarana dan prasarana perhubungan.
            Selain itu, produksi pangan masih tergantung pada musim. Pada musim penghujan hasil panen akan tinggi atau meningkat sedangkan pada musim kemarau hasil penen menurun. Produksi pangan di Sumba Tengah selain tidak merata menurut tempat, tetapi juga tidak merata menurut waktu. Tampaklah bahwa tekanan terhadap distribusi pangan mempunyai banyak kendala tambahan, di mana keadaan ini sudah tentu akan banyak berpengaruh terhadap harga yang diterima petani maupun harga yang harus dibayar konsumen. Dalam hal ini petani sering tidak diuntungkan dengan tidak mampunya pemerintah untuk memprediksi dan menanggulangi hujan deras yang berakibat pada terendamnya tanaman pangan petani, bahkan beberapa tanaman tersebut sudah siap panen. Walaupun pemerintah sudah menetapkan harga dasar komoditas pertanian tertentu, tetapi sering kali pemerintah lamban dalam mengantisipasi kecenderungan penurunan harga komoditas pertanian.
            Di sisi lain produksi pangan bersifat fluktuasi, sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, gangguan hama, penyakit dan gangguan alam. Dilain pihak konsumsi pangan cenderung meningkat mengikuti pertambahan jumlah penduduk dan kenaiakan pendapatan.
            Menghadapi tantangan ketahanan pangan yang saat ini, mulai dari peningkatan ketahanan pangan baik dalam ketersediaan, stabilitas, aksesabilitas, konsumsi sehingga dapat dilihat kemajuan pertumbuhan ekonomi dan suatu individu dapat memiliki daya saing individu dan kelompok masyarakat.
            Mungkin sulit untuk mengerem laju penduduk yang terjadi dan juga menambah jumlah lahan pertanian yang ada karena berbagai faktor dan konversi besar-besaran yang terjadi. Namun yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dari kondisi pertanian dan ketahanan pangan antara lain adalah langkah strategi penerapan dalam menyelesaikan ketahanan pangan pada total luas lahannya, upaya untuk fertilizer/pemupukan dan bibit unggulnya. Luas lahan yang merupakan konversi dari sawah harus diperhatikan masalah tata ruangnya. Sementara itu, pada sistem pemupukannya harus menggunakan bahan organik dan harus diperhatikan formulanya. Selain itu perlu diperhatikan mengenai pengelolaan kualitan serta kuantitas sumber daya manusia dan teknologi untuk kemajuan pangan dan pertanian daerah Sumba Tengah.
            Teknologi jadi bagian penting dalam pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Teknologi memang hanya tools atau alat tetapi perlu dipikirkan bagaimana kita dapat membantu para petani kita dapat meningkatkan kualitas produk-produk mereka. Teknologi perlu diperhatikan mengingat untuk mengimbangi  berkurangnya lahan pertanian. Dengan melihat contoh-contoh Daerah lain yang belahan sempit namun teknologinya mampu menolong masalah tersebut dapat memberikan motivasi bagi Sumba Tengah. Kualitas para petani perlu juga perhatian untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Para petani tersebut perlu diberikan pengetahuan agar mampu memajukan jumlah komoditi pertanian. Seperti contohnya diberikan pelatihan bagi para petani agar mereka dapat memberi perlindungan lebih aman dan efektif tanaman mereka dari serangan hama, penyakit, dan lainnya.
            Tujuh solusi mengenai masalah pangan di Sumba Tengah yang disesuaikan dari rekomendasi pengelolaan masalah pangan nasional Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI).
            Pertama, petani harus berpendapatan. Petani harus mendapatkan harga yang pantas atas hasil produksinya. Kedua, meningkatkan produksi pangan melalui peningkatan produktivitas budidaya tanaman pangan.
            Ketiga, mengenalkan teknologi-teknologi produksi pangan yang baru. Keempat, menciptakan tata kelola kebijakan perdagangan pangan yang jelas melindungi produsen pangan dalam negeri. Misalnya, kalau kita terpaksa mengimpor, kalau perlu dibuat kebijakan perdagangan untuk supermarket khusus untuk barang impor, yang ditujukan untuk orang-orang kaya yang mampu membelinya dan tidak digabungkan dengan barang dalam negeri supaya tidak mengganggu perdagangan dalam negeri untuk produk-produk sendiri.
            Kelima, cermat melihat perkembangan pangan global. Keenam, dengan tegas mengutamakan produsen pangan dalam negeri. Ketujuh, pendanaan untuk pembangunan sektor pangan harus diperkuat. Seperti pendanaan pemerintah untuk pertanian pangan masih terlalu rendah. Kredit UKM sebagian besar, 65%, untuk sektor perdagangan, sementara untuk sektor hulu pertanian masih sedikit sekali.
            Beberapa hal Yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dari kondisi pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Sumba Tengah antara lain adalah langkah strategi penerapan dalam menyelesaikan ketahanan pangan pada total luas lahannya, upaya untuk fertilizer/pemupukan dan bibit unggulnya. Luas lahan yang merupakan konversi dari sawah harus diperhatikan masalah tata ruangnya. Sementara itu, pada sistem pemupukannya harus menggunakan bahan organik dan harus diperhatikan formulanya. Selain itu perlu diperhatikan mengenai pengelolaan kualitan serta kuantitas sumber daya manusia dan teknologi untuk kemajuan pangan dan pertanian daerah Sumba Tengah.
            Teknologi jadi bagian penting dalam pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Teknologi memang hanya tools atau alat tetapi perlu dipikirkan bagaimana kita dapat membantu para petani kita dapat meningkatkan kualitas produk-produk mereka. Teknologi perlu diperhatikan mengingat untuk mengimbangi  berkurangnya lahan pertanian. Dengan melihat contoh-contoh Daerah lain yang belahan sempit namun teknologinya mampu menolong masalah tersebut dapat memberikan motivasi bagi Sumba Tengah. Kualitas para petani perlu juga perhatian untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Para petani tersebut perlu diberikan pengetahuan agar mampu memajukan jumlah komoditi pertanian. Seperti contohnya diberikan pelatihan bagi para petani agar mereka dapat memberi perlindungan lebih aman dan efektif tanaman mereka dari serangan hama, penyakit, dan lainnya.

SUMBA BARAT DILANDA RAWAN PANGAN. Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2010/04/24/179242885/Sumba-Barat-Dilanda-Rawan-Pangan

KABUPATEN SUMBA TENGAH. Sumber: http://mamboru.blogspot.com/2010/12/kabupaten-sumba-tengah.html

PERMASALAHAN PANGAN. Sumber: http://ilmugizi2b.wordpress.com/permasalahan-pangan/

SOLUSI MASALAH PANGAN NASIONAL (Bag III).  Sumber: http://wartaekonomi.co.id/berita7684/solusi-masalah-pangan-nasional-bag-iii.html

URBAN FARMING JADI SOLUSI MASALAH KETAHANAN PANGAN . Sumber: http://www.suakaonline.com/lintas-kampus/lingkungan/item/2340-urban-farming-jadi-solusi-masalah-ketahanan-pangan.html


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar