Laman

Kamis, 26 September 2013

Analisa Dinamika Kelompok Pada Kelompok Tani Penerima Bantuan Modal Pertanian Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah (Demam) Di Kabupaten Kupang ()



silakan diberikan komentar...

Latar Belakang
Sebagai salah satu subjek dalam sistem pembangunan pertanian, peran kelompok  sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Petani harus berkelompok, mengingat usahatani pada umumnya dihadapkan pada banyaknya intervensi dari lingkunganya. Semua yang mengintervensi usahatani tersebut pada dasarnya adalah sebuah lembaga (Pangarsa, 2006). Karena yang mengintervensi adalah lembaga maka usahatani yang diusahakan secara individu  kurang mempunyai  posisi  tawar, karena  petani  berhadapan dengan lembaga yang jauh lebih  kuat. Oleh karena itu perlu dibentuk kelompok tani yang dinamis untuk menghadapi lingkungan yang  mempengaruhinya. Kelompok yang dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik didalam maupun dengan pihak  luar  kelompok  secara  efektif  dan  efisiensi dalam mencapai  tujuan-tujuannya.
Keberadaan kelompok tani merupakan salah satu potensi yang mempunyai peranan penting dalam membentuk perubahan perilaku anggotanya dan menjalin kemampuan kerjasama anggota kelompoknya. Melalui kelompok tani proses pelakasanaan kegiatan melibatkan anggota kelompok dalam berbagai kegiatan bersama, akan mampu mengubah atau membentuk wawasan, pengertian, pemikiran, minat, tekad dan kemampuan perilaku berinovasi menjadikan sistem pertanian yang maju.
Sebagian besar jumlah penduduk miskin di NTT yang ada di Desa adalah petani. Pemasalah mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar, teknologi serta organisasi tani yang masih lemah.Untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut pemerintah daerah NTT menetapkan program jangka menengah (2011-2013) dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan, pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat yang dikemas dalam program “Desa Mandiri Anggur Merah”.
Pemerintah melalui Kementrian Pertanian telah mengembangkan banyak program pembangunan pertanian antara lain Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program P4K, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Beras Miskin (Raskin), Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAB), dan PUSKUD yang semuanya bertujuan untuk membantu masyarakat tani. Pada awal tahun 2011 pemerintah daerah NTT melaksanakan program Desa Mandiri Anggur Merah (DEMAM) yang dilakukan secara terintegrasiberbasis desa/kelurahan melalui pola pengembangan desa/kelurahan Mandiri Anggur Merah Tahun 2011-2013.
Fokus Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah melaksanakan empat tekad Pemerintah Provinsi NTT yaitu pengembangan jagung; pengembangan ternak; pengembangan koperasi dan pengembangan cendana. Selain focus utama tersebut, juga dapat diarahkan untuk kegiatan industry rumah tangga, rumput laut, garam serta perikanan darat dan laut sesuai karakter dan potensi Desa/Kelurahan. Oleh Karena itu pemanfaatan bantuan Pemerintah Provinsi tersebut dilakukan secara partisipatif, transparan dan terpadu, melibatkan semua stakeholders, untuk pengembangan kegiatan ekonomi produktif di bawah pendampingan seorang fasilitator dan pengawasan pemerintah desa/kelurahan (Buku Pedoman Anggur Merah).
Empat tekad pembangunan diatas harus dilakukan dengan membentuk kelompok – kelompok tani yang dinamis yang ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik didalam maupun dengan pihak  luar  kelompok  secara  efektif  dan  efisiensi dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Berangkat dari pemikiran diatas, maka penulis merasa tertarik dan perlu melakukan penelitian mengenai dinamika kelompok tani penerima bantuan modal pertanian ‘anggur merah’ di Kabupaten Kupang.

1.2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Bagaimana tingkat kedinamisan kelompok pada kelompok tani penerima bantuan modal pertanian Anggur Merah di Kabupaten Kupang ?
2.      Bagaimana hubungan antara bantuan modal pertanian Anggur Merah terhadap kedinamisan kelompok tani di kabupaten kupang ?

1.3.      Tujuan
1.      Mengetahui tingkat kedinamisan kelompok tani penerima bantuan modal pertanian Anggur Merah di Kabupaten Kupang.
2.      Mengetaui hubungan program DEMAM terhadap kedinamisan kelompok tani peneriman bantuan DEMAM tersebut.

1.4.      Manfaat Penelitian
1.      Untuk pemerintah daerah, diharapkan dapat menjadi masukan, tambahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan serta kebijakan pembangunan  pertanian  dimasa  yang  akan  datang  untuk  perbaikan  dan pengembangan pertanian.
2.      Perguruan  Tinggi  (PT),  diharapkan  hasil  temuan  penelitian  ini  dijadikan  referensi untuk mengenal, memahami dan mendalami tentang dinamika  yang terjadi dalam kelompok tani dan dapat dijadikan rujukan untuk meneliti lebih lanjut.
3.      Mahasiswa,diharapkan  dapat  menambah  pengetahuan  dan  wawasan  serta memberikan gambaran yang jelas mengenai dinamika yang terjadi pada kelompok tani.  
4.      Bagi kelompok tani, diharapakan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengurus kelompok-kelompok taniyang ada di Kabupaten Kupang dalam  membuat  kebijakan  kelompok  dan  merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.

METODE DEMONSTRASI SEBAGAI METODE PENYULUHAN PERTANIAN YANG PALING EFEKTIF DI NUSA TENGGARA TIMUR



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Programa penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran antara petani dengan penyuluh yang dimulai dengan proses sharing informasi dan keterlibatan aktif petani pada perencanaan yaitu mengidentifikasi potensi wilayah, agroekosistem dan kebutuhan teknologi. Aspek berikutnya adalah materi dan metode yang dipilih dalam melakukan penyuluhan pertanian.
Materi dan metode adalah substansi dalam penyuluhan yang dikondisikan pada kebutuhan petani. Tujuan akhir penyuluhan pertanian ditentukan oleh materi dan metode yang dilakukan penyuluh pertanian. Materi adalah objek yang disuluhkan sedangkan metode adalah cara menyampaikan objek tersebut. Parameter berikutnya adalah pelaporan dan evaluasi penyuluhan. Pelaporan dan evaluasi dikategorikan dalam dua aspek yaitu pelaporan dari hasil penyuluhan dan evaluasi dampak penyuluhan pertanian. Pelaporan dan evaluasi sebagai introspeksi diri penyuluh pertanian tentang target yang belum dicapai dan perlu diperbaiki. Aspek berikutnya adalah pengembangan penyuluhan pertanian dan profesi penyuluh.
Penyuluh mempelajari pedoman dan petunjuk pelaksanaan penyuluhan pertanian serta metode atau sistem kerja penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian menambah input berupa pengetahuan ilmu-ilmu penyuluhan terkini melalui pelatihan dan seminar, membuat karya tulis atau karya ilmiah dan membeli buku-buku penyuluhan. Penyuluh yang berhasil adalah penyuluh yang mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran, materi dan metodenya sesuai dengan kondisi dan karakteristik petani. Penyuluh pertanian harus mampu pada aspek kepemimpinan, komunikasi, diseminasi teknologi dan bidang teknis yang akan disuluhkan.
Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan dambaan setiap stakeholder pertanian. Petani yang terbelenggu kemiskinan merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih perlu untuk terus meningkatkan perannya dalam rangka membantu petani memecahkan masalah mereka sendiri terutama dalam aspek usahatani. Penyuluhan pertanian adalah pendidikan nonformal bagi petani dan keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan titik fokus pada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam berusahatani.
Kondisi penyuluhan pertanian yang terus mengalami perubahan baik sejak pemerintahan orde lama, orde baru sampai orde reformasi turut memengaruhi citra penyuluhan pertanian. Pada masa orde baru penyuluhan pertanian dicitrakan sebagai alat pemerintah dalam membantu pemerintah menciptakan swasembada pangan dengan pendekatan peningkatan produksi usahatani. Penyuluhan pertanian sangat diperhatikan dan dinilai sukses mengantarkan swasembada pangan.
Pada masa orde reformasi, penyuluhan pertanian mengalami masa yang suram terutama dengan perubahan kelembagaan penyuluhan dengan keluarnya undang-undang otonomi daerah yang secara langsung berdampak pada kinerja penyuluh pertanian. Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan meneguhkan bahwa penyuluh pertanian mempunyai peran strategis untuk memajukan pertanian di Indonesia. Pemerintah wajib menyelenggarakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 

1.2.         Perumusan Masalah
Pembangunan pertanian berhasil apabila petaninya sejahtera dan mandiri. Petani sejahtera dan mandiri adalah petani yang mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia merdeka, mampu mengakses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Petani sejahtera dan mandiri adalah petani yang selalu mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam berusahatani.
Kompetensi berusahatani adalah salah satu hal yang dapat dijadikan prioritas bagi penyuluh dalam merancang program pembelajaran yang disuluhkan pada petani. Sebagai pendidik dan pemberi semangat, penyuluh harus fokus pada mendidik petani mengembangkan manajemen usahataninya sehingga petani terinspirasi untuk terus melakukan proses pembelajaran.
Penyuluh pertanian yang berkinerja baik adalah dambaan bagi petani. Penyuluh yang berkinerja baik dilihat pada petani yang mampu memecahkan masalahnya. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam usahatani ditentukan oleh kualitas kerja penyuluh pertanian dalam membantu petani.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dikemukakan adalah
1.       Metode penyuluhan apa saja yang dapat digunakan penyuluh untuk meningkatkan kesehjahteraan petani.
2.       Metode penyuluhan pertanian apa  yang paling efektif yang dapat digunakan oleh seorang penyuluh terhadap petani di NTT agar dapat mencapai tujuan penyuluhan.

1.3.         Tujuan dan Kegunaan
  1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna.
  2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampun untuk memperbaiki kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri ( Soeharto, N.P.2005). 
Salim,F. (2005), Bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian ,agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, social maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bias membuat keputusan yang benar.
Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.
Penyuluhan pada hakekatnya adalah suatu cara proses penyebaran informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusaha tani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan perbaikan kesejahteraan masyarakat atau keluarga yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian. Penyebaran informasi yang dimaksud mencakup informasi tentang ilmu dan teknologi inovasi yang bermanfaat, analisis ekonomi dan upaya rekayasa sosial yang berkaitan dengan pengembangan usaha tani serta peraturan dan kebijakan pendukung.
Batasan penyuluhan bisa dilihat dari pendapat beberapa pakar. Mardikanto (2003), mengartikan penyuluhan sebagai proses perubahan sosial, ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholder (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, partisipatif, dan sejahtera secara berkelanjutan.
Selanjutnya menurut Asngari (2003), bahwa penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan) dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan atau dikehendaki yakni orang makin modern. Ini merupakan usaha mengembangkan (memberdayakan) potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri.
Sedangkan batasan terbaru dari penyuluhan pertanian menurut Permenpan No 2 tahun 2008 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampun untuk memperbaiki kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri ( Soeharto, N.P.2005). 
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bias membuat keputusan yang benar.
Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.
Penyuluhan pada hakekatnya adalah suatu cara proses penyebaran informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusaha tani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan perbaikan kesejahteraan masyarakat atau keluarga yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian. Penyebaran informasi yang dimaksud mencakup informasi tentang ilmu dan teknologi inovasi yang bermanfaat, analisis ekonomi dan upaya rekayasa sosial yang berkaitan dengan pengembangan usaha tani serta peraturan dan kebijakan pendukung.
Lebih lanjut dikatakan bahwa penyuluhan juga berorientasi pada perubahan perilaku melalui suatu proses pendidikan karena penyuluhan tidak hanya sekedar menyampaikan hal-hal baru tetapi lebih dari itu. Dalam penyuluhan terkandung adanya perubahan sikap dan keterampilan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya, demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat (Mardikanto 2003).



BAB III
PEMBAHASAN
3.1.         PEMILIHAN DAN PENERAPAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
3.1.1.     Dasar Pemilihan
Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar karena panca indera tersebut terlibat di dalamnya Hal ini dinyatakan oleh Socony Vacuum Oil Co. yang di dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagi berikut 1 % melalui indera pengecap, 1,5 % melalui indera peraba 3,5 % melalui indera pencium 11 % melalui indera pendengar dan 83 % melalui indera penglihatan.
Dalam mempelajari sesuatu seseorang akan mengalami suatu proses adopsi yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental psikologis sebagai berikut :

  1.  Tahap penumbuhan perhatian, dimana seorang sekedar mengetahui adanya suatu gagasan / ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
  2. Tahap pertumbuhan minat, dimana seseorang ingin mengetahui lebih banyak perihal baru tadai dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
  3. Tahap menilai, dimana seseorang mampu membuat perbandingan
  4. Tahap mencoba, dimana seseorang mencoba gagasan baru atau praktek baru.
  5. Tahap menerapkan, dimana seseorang meyakini gagasan atau praktek baru itu dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan di dalam usahataninya.

Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatan, sehingga perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan pertanian yang berhasil guna dan berdaya guna.
Untuk penerapan dari metode dan teknik penyuluhan pertanian dengan mengamati terlebih dahulu dasar pertimbangan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang terdiri :
1. Sasaran
ü Yang perlu diperhatikan tingkat pengetahuan sasaran, ketrampilan dan sikap sasaran
ü  Kondisi sosial budaya sasaran penyuluhan
ü  Banyaknya sasaran yang dicapai.
2. Sumberdaya penyuluhan
Yang perlu dipertimbangan untuk sumberdaya penyuluhan pertanian ini:
ü  Kemampuan penyuluh yang meliputi pengusaan ilmu dan ketrampilan serta sikap yang dimiliki.
ü  Materi penyuluhan yang akan disampaikan
ü  Ketersediaan sarana dan biaya penyuluhan
3. Keadaan Daerah
ü  Musim dan iklim
ü  Keadaan usahatani
ü  Keadaan lapangan
4. Kebijaksanan Pembangunan Pertanian
ü  Yang berasal dari pemerintah pusat dan daerah
ü  Yang berasal dari masyarakat petani

3.1.2.     Ragam metode dan teknik
Ragam metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dapat dipilih untuk dapat diterapkan dapat didasarkan pada aspek :
1. Komunikasi :
ü  langsung seperti anjangsana, pertemuan kelompok, kursustani, karyawisata/widyawisata, ceramah, FDG.
ü  tidak langsung seperti penggunaan media cetak (poster, leaflet, folder, brosur, majalah, koran), penggunaan media elekrtonik (televisi, film radio), dialog melalui media komunikasi.
2. Psikososial :
ü  massal seperti menyabaran media cetak, pengunaan media elektronik, pertemuan umum, pameran, kampanye.
ü  kelompok seperti demontrasi, FDG, kursustani, pertemuan kelompok, karyawisata/widyawisata, ceramah.
ü  individu/perorangan seperti anjangsana rumah/tempat usaha, surat menyurat, telepon.
3. Panca indera :
ü  penglihatan seperti brosur, folder, leaflet, majalah, poster dan koran
ü  pendengaran seperti tape recoder, radio, telepon
ü  kombinasi pendengaran dan penglihatan seperti pemutaran film dan televisi

3.1.3.     Prinsip
Sebelum menerpakan metode penyuluhan pertanian yang harus diperhatikan bagi penyuluh adalah memahami prinsip prinsip yang dapat dijadikan landasan untuk memilih metode yang tepat:
1. Pengembangan untuk berpikir kreatif
Melalui penyuluhan, bukanlah dimaksud agar masyarakat penerima manfaat selalu menguntungkan diri kepada petunjuk, nasehat, atau bimbingan penyuluhannya. Tetapi sebaliknya, melalui penyuluhan harus mampu dihasilkannya petani yang mampu dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan kreatifitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya. Karena itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metoda yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreatifitas masyaraket penerima manfaatnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
Dapat dipastikan bahwa, setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu (untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metoda yang dilaksnakan di lingkungan pekerjaan (kegiatan) penerima manfaatnya. Hal ini dimaksudkan agar
a.       Tidak banyak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya.
b.      Penyuluh dapat memahami betul keadaan penerima manfaat, termasuk masalh-masalah yang dihadapi dan petensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan utnuk perbaikan mutu hidup mereka.
c.       Kepada penerima manfaat dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan petensi serta peluang yang dapat ditemukan dilingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh penerima manfaatnya.
3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
Sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu berperilaku sesuai dengan kondisi lingkungan sosialnya, atau setidak-tidaknya akan selalu berusaha menyesuaikan diri diri dengan perilaku orang-orang disekitarnya. Karena itu, kegaiatan penyuluhan akan lebih efisien jika diterapkan hanya kepada beberapa warga masyarakat, terutama yang diakui oleh lingkungannya sebagai “panutan” yang baik.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku orang lain secara persuasif dengan menerapkan sietem pendidikan. Adanya hubungan pribadi yang akrab antara penyuluh dengan penerima manfaatnya, akan merupakan syarat yang harus dipenuhi, setidak-tidaknya akan memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.
Keakraban hubungan antara penyuluh dan penerima manfaat ini menjadi sangat penting. Karena dengan keakraban itu akan tercipta suatu keterbukaan megemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu, saran-saran yang disampaikan penyuluh dapat diterima dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada prasangka atau merasa dipaksa.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku penetima manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian, metoda yang diterapkan harus mampu merangsang penerima manfaat untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan suka hati atas kesadaran atau pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri. Keluarganya dan masyarakatnya.

3.1.4.     Jenis metode penyuluhan pertanian
1. Ceramah
Ceramah merupakan suatu pertemuan untuk menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat.
Tujuan :
Untuk menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelasan yang lebih mendalam.

2. Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani – nelayan. Berdasarkan sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani perorangan (demplot), demonstrasi usahatani kelompok (demfarm), demonstrasi usahatani gabungan kelompok (dem area)
Tujuan :
a.       Tujuan demonstrasi plot yaitu untuk memberikan contoh bagi petani disekitarnya untuk menerapkan teknologi baru di bidang pertanian.
b.      Tujuan demonstrasi farm yaitu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan anggota kelomoktani serta memberikan contah petani disekitarnya menerapkan teknologi baru melali kerjasama kelompok.
c.       Tujuan demonstrasi area yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tani melalui kerjasama antar kelompok tani untuk menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan contoh bagi petani sekitarnya.

3. Anjangsana
Anjangsana merupakan kunjungan yang terencana yang dilakukan oleh penyuluh ke rumah /tempat usaha petani tujuan menumbuhkan kepercayaaan diri petani dan keluarganya.  Dalam anjangsana agar dapat dilakukan secara terencana, penyiapkan kebutuhan teknologi yang diperlukan petani serta bahan informasi seperti : brosur, folder, folder dan media lainnya.

4. Kursus Tani
Kursus tani merupakan proses belajr mengajar yang khusus diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan :
a.       meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kecakapan petani dalam memecahkan masalah yang dijumpai dalam usahataninya
b.      meningakatkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan dalam menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan .
c.       menumbuhkan calon kontaktani yang bersedia dan mampu menyebarkan teknologi pertanian yang lebih menguntungkan
d.      menggugah dan mengembangkan kesadaran dan swadaya serta kepemimpinan keluarga tani.

5. Magang
Magang merupakan proses belajar mengajar antar petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman kerjanya pada suatu usatani dalam keadaan sesungguhnya di lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahanya.
Tujuan :
a.       Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan petani
b.      Menumbuhkan minat dan keyakinan petani pemagang terhadap usahatani sebagai sumber mata pencaharian.
c.       Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan social dan interaksi positif antar sesama petani
d.      Meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani pengajar dalam mengajar petani lain.

6. Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antar kelompok andalan (KTNA) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian.
Tujuan :
a.       Memahami keadaan dan masalah yang dihadapi pembangunan pertanian di lapangan.
b.      Mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan maslah berserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usahatani dan kehidupan petani dan keluarganya.
c.       Melaksnakan penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan bersama.
d.      Meningkatkan peranan dan peranserta petani sebagai subyek pembangunan
e.      Mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antar kontaktani dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan datang.

7. Pameran
Pameran merupakan usaha untuk memperhatikan atau mempertunjukan model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidaup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, mengguggah hati dan membangkitkan keinginan serta bila memungkin tahap menyakinkan diharapkan dapat juga tercapai.
Tujuan :
a.       Mempengaruhi orang untuk menerima cara-cara baru dan memperlihatkan teknologi baru sekaligus ditunjukan hasil hasil yang telah dicapai.
b.      Menarik perhatian banyak orang dan meningkatkan pengertian dan minat
c.       Menumbuhkan pengertian dan apresiasi terhadap pembangunan pertanian

8. Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan dengan aturan tertentu untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal
Tujuan :
a.       Menarik perhatian petani terhadap suatu hal dalam usahatani
b.      Meningkatkan prestasi petani dalam berusahatani yang lebih baik dan lebih menguntngkan
c.       Menumbuhkan dan meningkatkan peransaerat petani dan kerjasama diantara petani.

9. Pertemuan Diskusi
Pertemuan diskusi merupakan pertmuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan tau gua mengumpulakan saran-saran untuk memecahkan persoalan
Tujuan :
Mengajak petani untuk membicarakan dan memecahkan maslah yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru, penyaluran sarana produksi, pemasaran hasil, pengorganisasian kegiatan kelompok tani dan kelestarian sumberdaya alam.

10. Temu Karya
Temu karya merupakan pertemuan antar petani untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu ketrampilan dan pengetahuan untuk diterapkan
Tujuan :
a.       Membuka kesempatan tukar menukar pengalaman dan ketrampilan
b.      Mempercepat penerapan teknologi baru.
c.       Memperluas cakrawala berfikir
d.      Meningkatkan keakraban antar petani

11. Temu Lapang
Temu lapang merupakan pertemuan antara petani dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani.
Tujuan :
a.       Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi teknologi hasil penelitian
b.      Membuka kesempatan bagi peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil-hasil penelitiannya
c.       Menyalurkan teknologi di kalangan petani secara lebih cepat.

12. Temu Tugas
Temu tugas merupakan pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan, penelitian pengaturan dan pelayanan dalam lingkup pertanian.
Tujuan :
Mencapai suatu pandangan, sikap dan perilaku dalam melaksanakan suatu kegiatan pembangunan

13. Temu Usaha
Temu usaha merupakan pertemuan antara petani dengan pengusaha dibidang pertanian.
Tujuan :
a.       Menumbuhkan rangsangan kea rah usahatani komersial kerjasama usaha dan kewirausahaan
b.      Membuka kesempatan bagi petani untuk mempromosikan hasil usahanya
c.       Membuka kesempatan untuk menambah pengetahuan dibidang pemasaran serta dibidang teknologi produksi dan pengolahan hasil
d.      Mengadakan transaksi usaha yang menguntungkan kedua belah pihak.

13. Temu Wicara
Temu wicara merupakan pertemuan antara petani dengan pemerintah untuk bertukar mengenai kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan, khususnya pembangunan pertanian serta mengenai keinginan, gagasan, dan pelaksanaan pembangunan oleh petani di lapangan.
Tujuan :
a.       Meningkatkan pengetahuan dan pengertian petani tentang pembangunan pertanian pada khususnya serta pembangunan nasional
b.      Meningkatkan motivasi petani untuk melaksanakan kegiatan pembangunan pertanian
c.       Membuka saluran umpan balik dari masyarakat tani kepada pemerintah.

14. Widyawisata
Widyawisata merupakan suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompoktani, untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat.
Tujuan :
a.       Meyakinkan peserta dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat sendiri hasil penerapan, suatu teknologi demonstrasi suatu ketrampilan, alat baru dan sebagainya.
b.      Membantu peserta mengenal masalah, menumbuhkan minat dan perhatian, serta memotivasi untuk melakukan sesuatu hal.

15. Karyawisata
Karyawisata merupakan suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompoktani, untuk belajar sambil bekerja suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya.
Tujuan :
a.       Memberikan kesempatan kepada petani untuk belajar sambil melakukan sendiri hasil penerapan, suatu teknologi demonstrasi suatu ketrampilan, alat baru dan sebagainya.
b.      Membantu peserta mengenal masalah, menumbuhkan minat dan perhatian, serta memotivasi untuk melakukan sesuatu hal.

17. Sekolah Lapang
Sekolah lapang merupakan kegiatan pertemuan berkala yang dilakukan oleh sekelompok petani pada hamparan tertentu, yang diawali dengan membahas masalah yang sedang dihadapi, kemudian diikuti dengan curah pendapat, berbagi pengalaman tentang alternatif dan pemilihan cara pemecahan masalah yang palibng efektif dan efisien sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki.
Tujuan :
a.       Petani memiliki kesempatan mengidentifikasi kebutuhan ilmu dan ketrampilan dalam melaksanakan usahataninya
b.      Petani belajar untuk menambah ilmu dan ketrampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya ditempat yang sesuai dengan keadaan dan masalah yang dihadapi sehari-hari.
c.       Petani mampu menganalisis dan mengambil keputusan yang rasional tentang tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki usahataninya berdasarkan hasil lapangan.
Para petani mampu bekerjasama dalam proses belajar untuk meningkatkan produktivitas usahataninya secara berkelanjutan.

3.2.         Pemilihan Dan Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Metode Paling Efektif Di Ntt
3.2.1.     Langkah-Langkah penerapan metode penyuluhan petanian
Dalam penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian di NTT dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a)          identifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan perlengkapannya, keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan di NTT, dilanjutkan dengan
b)          menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini dapat didekati dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Untuk faktor ini juga tidak lepas dari pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh
c)           menetapkan Metode dan teknik penyuluhan pertanian. Penyuluh baru dapat memikirkan metode yang cocok dengan kondisi keadaan lapangan dan sasaran. 
d)          Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih / beberapa metode. Bila metode yang akan diterapkan lebih dari satu maka perlu dilakukan pengulangan, urutan atau kombinasi
3.2.3.     Metode dan teknik penyuluhan pertanian Demonstrasi
Demonstrasi merupakan Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau konkret. Melalui kegiatan demonstrasi sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan, memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama. Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada 2 macam demonstrasi, yaitu1) demonstrasi cara, dan 2) demonstrasi hasil
a. Demonstrasi cara
Demonstrasi ini mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu caralama tetapi dilakukan dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara menanampadi menurut sistem jajar Legowo, cara melakukan vaksinasi, cara pembuatan pupuk organik (bokasi), dan sebagainya. Metode demonstrasi cara tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi bagaimana melakukan suatu cara kerja. Yang perlu diingat bahwa demonstrasi bukanlah suatu percobaan atau pengujian, tetapi suatu usaha pendidikan atau percontohan.
Manfaat demonstrasi cara,yaitu
a.       efektif untuk mengajarkan keterampilan,
b.      menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,
c.       merangsang kegiatan, dan
d.       mempunyai efek publisitas. 
Sedangkan hambatannya, yaitu
a.       tidak semua dapat didemonstrasikan,
b.      memerlukan banyak persiapan, dan
c.       akan merugikan program penyuluhan apabila demonstrasi berjalan buruk.
b. Demonstrasi hasil
Demonstrasi untuk memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penerapan teknik baru, misalnya demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk tertentu, adaptasi varitas tanaman padi, dan sebagainya. Metode demonstrasi hasil memperlihatkan atau membuktikan pemanfaatan satu atau beberapa seri teknologi yang dianjurkan. Selain itu, agak memerlukan banyak waktu dan biasanya diperlukan perbandingan dan pencatatan.
Manfaat demonstrasi hasil, yaitu
a.       mempecepat proses adopsi,
b.      memperoleh keterangan dan data yang nyata, dan
c.       memberi pengalamankepada petugas sehingga memperbesar keyakinan atas tugasnya. 
Sedangkan hambatannya, yaitu 
a.       memerlukan banyak persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti,
b.      biaya besar,
c.       sering gagal karena faktor agroklimat, dan
d.      dapat menimbulkan persaingan tidak sehat.
Teknik demonstrasi yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Untuk demonstrasi cara, meliputi:
a.           materi yang akan didemonstrasi,
b.          tempat demonstrasi sebaiknya mudah dikunjugi oleh sasaran,
c.           kelengkapan alat dan bahan,
d.          lakukan dialog/diskusi, dan
e.          siapkan materi dalam bentuk leaflet, brosur, dan lain-lain.
2. Untuk demonstrasi hasil, meliputi:
a.       siapkan bahan dan peralatan yang akandigunakan
b.      awal kegiatan disaksikan oleh masyarakat,
c.       beri tanda yang jelas di lapangan mengenai kegiatan,
d.      bantu petani-petani demonstrator untuk mencatat,
e.      kunjungan pada demonstrator yang berhasil,
f.        umumkanhasilnya kepada masyarakat, dan
g.       usahakan agar diadopsi oleh petani lainnya.
Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada empat tingkatan demonstrasi, yaitu:
a. Demonstrasi plot
(demplot) ; demonstrasi usaha tani perorangan dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan). Luas lahan yg digunakan 0,1 ha. Pembiayaannya berasal daripemerintah atau pihak swasta yang bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya.
b. Demonstrasi farming
(demfarm) ;  demonstrasi usahatani dengan penerapant eknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara kelompok atas suatu komoditas tertentu pada waktu yang bersamaan. Luas lahan yang digunakan 1 - 5 ha.
c. Demonstrasi area
(dem-area) ; demonstrasi usaha tani gabungan kelompokdengan penerapan teknologi pertanian pd usaha tani yg dilakukan secara kerjasama antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 – 100 ha. Dem-area ini merupakan pola dasar dari model intensifikasi khusus (INSUS)

d. Demonstrasi unit
(dem-unit) ; demonstrasi yg dilaksanakan antar gabungan kelompok tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan utamanya meliputi, produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasilpertanian, menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan.Demonstrasi pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari hasil pengujian suatu produk atau teknologi, yang dianggap tepat diterapkan atau dikembangkan di suatu daerah tertentu. Pembukaan awal dari penerapan teknologi di suatu tempat yaitudemonstrasi plot (demplot). Contoh kegiatan demplot yang sering dilakukan adalah demplot penggunaan agroinput (benih, pupuk, dan pestisida) pada budidaya tanaman padi.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Metode demonstrasi untuk memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penerapan teknik baru, misalnya demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk tertentu, adaptasi varitas tanaman padi, dan sebagainya. Metode demonstrasi hasil memperlihatkan atau membuktikan pemanfaatan satu atau beberapa seri teknologi yang dianjurkan. Selain itu, agak memerlukan banyak waktu dan biasanya diperlukan perbandingan dan pencatatan.
Manfaat demonstrasi hasil, yaitu
  1. mempecepat proses adopsi,
  2. memperoleh keterangan dan data yang nyata, dan
  3. memberi pengalamankepada petugas sehingga memperbesar keyakinan atas tugasnya. 
Sedangkan hambatannya, yaitu 
  1. memerlukan banyak persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti,
  2. biaya besar,
  3. sering gagal karena faktor agroklimat, dan
  4. dapat menimbulkan persaingan tidak sehat.
Metode penyuluhan demonstrasi merupakan metode penyuluhanyang paling efektif untuk digunakan penyuluh pertanian NTT untuk memberdayakan masyarakat petani NTT.