silakan diberikan komentar...
Latar
Belakang
Sebagai salah satu subjek dalam sistem
pembangunan pertanian, peran kelompok
sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Petani harus
berkelompok, mengingat usahatani pada umumnya dihadapkan pada banyaknya
intervensi dari lingkunganya. Semua yang mengintervensi usahatani tersebut pada
dasarnya adalah sebuah lembaga (Pangarsa, 2006). Karena yang mengintervensi
adalah lembaga maka usahatani yang diusahakan secara individu kurang mempunyai posisi
tawar, karena petani berhadapan dengan lembaga yang jauh lebih kuat. Oleh karena itu perlu dibentuk kelompok
tani yang dinamis untuk menghadapi lingkungan yang mempengaruhinya. Kelompok yang dinamis ditandai
oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik didalam maupun dengan
pihak luar kelompok
secara efektif dan
efisiensi dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
Keberadaan kelompok tani merupakan salah satu
potensi yang mempunyai peranan penting dalam membentuk perubahan perilaku
anggotanya dan menjalin kemampuan kerjasama anggota kelompoknya. Melalui
kelompok tani proses pelakasanaan kegiatan melibatkan anggota kelompok dalam
berbagai kegiatan bersama, akan mampu mengubah atau membentuk wawasan, pengertian,
pemikiran, minat, tekad dan kemampuan perilaku berinovasi menjadikan sistem
pertanian yang maju.
Sebagian besar jumlah penduduk miskin di NTT yang
ada di Desa adalah petani. Pemasalah mendasar yang dihadapi petani adalah
kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar, teknologi serta organisasi
tani yang masih lemah.Untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut
pemerintah daerah NTT menetapkan program jangka menengah (2011-2013) dalam
rangka percepatan penanggulangan kemiskinan, pengembangan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat yang dikemas dalam program “Desa Mandiri Anggur Merah”.
Pemerintah melalui Kementrian Pertanian telah
mengembangkan banyak program pembangunan pertanian antara lain Inpres Desa
Tertinggal (IDT), Program P4K, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Beras
Miskin (Raskin), Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAB), dan PUSKUD yang semuanya
bertujuan untuk membantu masyarakat tani. Pada awal tahun 2011 pemerintah
daerah NTT melaksanakan program Desa Mandiri Anggur Merah (DEMAM) yang
dilakukan secara terintegrasiberbasis desa/kelurahan melalui pola pengembangan
desa/kelurahan Mandiri Anggur Merah Tahun 2011-2013.
Fokus Pembangunan
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah melaksanakan empat tekad Pemerintah
Provinsi NTT yaitu pengembangan jagung; pengembangan ternak; pengembangan
koperasi dan pengembangan cendana. Selain focus utama tersebut, juga dapat
diarahkan untuk kegiatan industry rumah tangga, rumput laut, garam serta
perikanan darat dan laut sesuai karakter dan potensi Desa/Kelurahan. Oleh
Karena itu pemanfaatan bantuan Pemerintah Provinsi tersebut dilakukan secara
partisipatif, transparan dan terpadu, melibatkan semua stakeholders, untuk
pengembangan kegiatan ekonomi produktif di bawah pendampingan seorang fasilitator
dan pengawasan pemerintah desa/kelurahan (Buku Pedoman Anggur Merah).
Empat tekad pembangunan diatas harus dilakukan dengan membentuk
kelompok – kelompok tani yang dinamis yang
ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik didalam maupun dengan
pihak luar kelompok
secara efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Berangkat dari pemikiran diatas, maka penulis
merasa tertarik dan perlu melakukan penelitian mengenai dinamika kelompok tani
penerima bantuan modal pertanian ‘anggur merah’ di Kabupaten Kupang.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kedinamisan kelompok pada
kelompok tani penerima bantuan modal pertanian Anggur Merah di Kabupaten Kupang
?
2. Bagaimana hubungan antara bantuan modal
pertanian Anggur Merah terhadap kedinamisan kelompok tani di kabupaten kupang ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tingkat kedinamisan kelompok tani
penerima bantuan modal pertanian Anggur Merah di Kabupaten Kupang.
2. Mengetaui hubungan program DEMAM terhadap
kedinamisan kelompok tani peneriman bantuan DEMAM tersebut.
1.4. Manfaat
Penelitian
1. Untuk pemerintah daerah, diharapkan dapat
menjadi masukan, tambahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan serta kebijakan pembangunan pertanian
dimasa yang akan
datang untuk perbaikan
dan pengembangan pertanian.
2. Perguruan
Tinggi (PT), diharapkan
hasil temuan penelitian
ini dijadikan referensi untuk mengenal, memahami dan
mendalami tentang dinamika yang terjadi
dalam kelompok tani dan dapat dijadikan rujukan untuk meneliti lebih lanjut.
3. Mahasiswa,diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan
wawasan serta memberikan gambaran
yang jelas mengenai dinamika yang terjadi pada kelompok tani.
4. Bagi kelompok tani, diharapakan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi pengurus kelompok-kelompok taniyang ada di Kabupaten
Kupang dalam membuat kebijakan
kelompok dan merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar