POKOK BAHASAN :
1.
Evolusi Pertanian Menuju Agribisnis
2.
Pengertian Agribisnis
3.
Kaitan-kaitan dan Ruang Lingkup Agribisnis
4.
Peran Agribisnis dalam Pembangunan Nasional
1. EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS
Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia
hanya mengambil dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian belum memerlukan sarana produksi
pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat
menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming) secara ekstensif berbagai
tanaman, hewan dan ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai
menggunakan sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm) dan hanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sendiri (home
consumption).
Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya
spesialisasi dalam kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan
diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam (natural endowment) antar daerah,
perbedaan ketrampilan (skill) dalam
masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada tahap ini,
selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah
secara sederhana sebelum dijual.
Perkembangan sektor pertanian selanjutnya
dipacu oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan
mekanik) dan transportasi. Pertanian
menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang
semakin tinggi berkat penggunaan sarana produksi pertanian yang dihasilkan oleh
industri (pupuk dan pestisida). Kegiatan
pertanian semakin terspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Namun, petani hanya melakukan kegiatan
budidaya saja, sementara pengadaan sarana produksi pertanian didominasi oleh
sektor industri.
Dipihak lain karena proses pengolahan
hasil-hasil pertanian untuk berbagai keperluan membutuhkan teknologi yang
semakin canggih dan skala yang besar agar ekonomis, maka kegiatan ini pun
didominasi oleh sektor industri pengolahan.
Melalui proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam
penggunaan dan pemasarannyapun menjadi lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat diekspor. Pada tahap
ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin jelas, yaitu:
kegiatan budidaya (farming) sebagai
kegiatan pertanian dalam arti sempit, kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu
dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan
pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan usaha
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan
keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.
2. PENGERTIAN AGRIBISNIS
Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berangkat dari
kata Agribusiness, dimana Agri=Agriculture artinya
pertanian dan Business berarti
usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana
Agribisnis (agribusiness)
adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan
pertanian berorientasi profit.
Istilah “agribusiness” untuk
pertama kali dikenal oleh masyarakat
Amerika Serikat pada tahun 1955,
ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan pada "Boston
Conference on Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih
memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A
Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard
University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh para pakar sebagai tahun
kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam
buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai
berikut: "The sum total of all
operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies:
Production operation on farm: and the storage, processing and
distribution of farm commodities and items made from them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu
sistem menurut beberapa ahli :
- Arsyad dan kawan-kawan menyatakan Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatn pertanian.
- E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai sub-sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sub-sistem menjadi sebuah sistem.
- Wibowo mengartikan agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
- Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. (Downey and Erickson. 1987)
- Pengertian Agribisnis menurut Cramer and Jensen Agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks, meliputi industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.
- Pengertian agribisnis menurut Wikipedia adalah: Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
- Pengertian Agribisnis menurut Austin: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
Agribisnis
dari cara pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan. Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai
unit sistem industri dan suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor
ekonomi secara regional atau nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro
memandang agribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam
salah satu subsistem agribisnis, baik hanya satu atau lebih subsistem dalam
satu lini komodias atau lebih dari satu lini komoditas.
Sebagai
subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan
mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan,
hingga tahap pemasaran. Dengan definisi
ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan
pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran
sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies),
produksi usaha tani (Production on
the farm) dan pemasaran (marketing)
produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan
yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap
kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis.
Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari
tiga subsistem, serta tambahan satu subsistem lembaga penunjang.
Gambar 1. Sistem Agribisnis
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan
sebagai semua aktifitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi
(input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani
serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem
agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:
A.
Subsistem
Agribisnis/Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian
antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas
hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan
produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana
produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat
perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.
Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu (upstream).
B.
Subsistem
budidaya / usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian
berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias,
hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah
produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha
tanaman hias dan lain-lain.
C.
Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata
niaga) produk pertanian dan olahannya
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian
kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani
didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian
lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke
konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain.
Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting
bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
D.
Subsistem jasa layanan
pendukung agribisnis (kelembagaan)
Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting institution adalah semua jenis kegiatan
yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan
sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga
yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan
penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang
dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan
manajemen pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura,
dan asuransi yang memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi).
Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian
atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi,
budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pandangan
bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat terlihat dengan jelas bahwa
subsistem-subsistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait
satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari
subsistem usaha tani agar dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan
kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi
subsistem usaha tani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh
subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir
bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh subsistem usahatani.
Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya
tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani
atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya
merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami
kerugian.
Dalam hal pengelolaan sub
sistem agribisnis diatas memerlukan penanganan/manajerial. Maka kekhususan manajemen agribisnis antara lain
dapat dinyatakan sebagaimana berikut :
- Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para produsen dasar sampai para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemproses, pengepak, pembuat barang, usaha pergudangan, pengangkutan, lembaga keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan, restoran dan lainnya.
- Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-juta bisnis yang berbeda telah lazim menangani aliran dari produsen sampai ke pengecer.
- Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat).
- Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang di kelola oleh satu orang .
- Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relative bebas dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.
- Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih berpandangan konservatif dibanding bisnis lainnya.
- Kenyataan bahwa agribisnis cenderung berorientasi pada masyarakat, banyak di antaranya terdapat dikota kecil dan pedesaan, dimana hubungan antar perorangan penting dan ikatan bersifat jangka panjang.
- Kenyataan bahwa agribisnis yang sudah menjadi industri raksasa sekali pun sangat bersifat musiman.
- Agribisnis bertalian dengan gejala alam.
- Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada agribisnis. Misalnya harga gabah sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.
3. KAITAN-KAITAN & RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
Apabila subsistem usahatani
dimodernisasi/dikembangkan, maka akan membentuk sebuah sistem agribisnis.
Dimana subsistem usahatani akan mempunyai keterkaitan erat ke belakang (backward linkage) yang berupa
peningkatan kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, dan kaitan ke
depan (forward linkage) yang berupa
peningkatan kegiatan pasca panen (terdiri dari pengolahan dan pemasaran produk
pertanian dan olahannya). Jika subsistem usahatani digambarkan sebagai proses menghasilkan
produk-produk pertanian di tingkat primer (biji, buah, daun, telur, susu,
produk perikanan, dan lain-lain), maka kaitannya dengan industri berlangsung ke
belakang (backward linkage) dan ke
depan (forward linkage). Kaitan ke
belakang berlangsung karena usahatani memerlukan input seperti bibit dan benih
berkualitas, pupuk, pestisida, pakan ternak, alat dan mesin pertanian, modal,
teknologi, serta manajemen. Sedangkan keterkaitan erat ke depan dapat diartikan
bahwa suatu industri muncul karena mempergunakan hasil produksi budidaya/usahatani
sebagai bahan bakunya, atau bisa juga suatu produk agroindustri digunakan untuk
bahan baku industri lainnya. Kaitan ke depan berlangsung karenaBulky /
voluminous), tidak tahan lama/mudah rusak (perishable), harga fluktuatif, serta adanya kebutuhan dan tuntutan
konsumen yang tidak hanya membeli produknya saja, tapi makin menuntut
persyaratan kualitas (atribut produk) bila pendapatan meningkat. Selanjutnya
kaitan ke belakang ini disebut juga agroindustri Hulu (Up stream) dan kaitan ke depan disebut agroindustri hilir (Down stream).
Keterkaitan
berikutnya adalah kaitan ke luar (outside
linkage), ini terjadi karena adanya
harapan agar system agribisnis dapat berjalan/berlangsung secara terpadu (integrated) antar subsistem. Kaitan ke
luar ini berupa lembaga penunjang kelancaran antar subsistem. Organisasi
pendukung agribisnis merupakan organisasi sebagai pendukung atau penunjang
jalannya kegiatan agribisnis yakni dalam hal untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem
hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Organisasi pendukung
agribisnis ini biasa disebut juga dengan organisasi jasa pendukung agribisnis. Seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi
agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan
fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta
kebijakan lainnya).
Kaitan-kaitan
ini mengundang para pelaku agribisnis untuk melakukan kegiatannya dengan
berpedoman pada “4-Tepat” (yaitu: tepat waktu, tempat, kualitas, dan
kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu “3 Tas” (yaitu: kualitas, kuantitas,
dan kontinuitas). Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang sangat
dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancaran transportasi, ketersediaan
permodalan dan peraturan-peraturan pemerintah.
Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan
mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara
terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
Ada
lima bidang yang merupakan Ruang lingkup Agribisnis meliputi:
a. Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan
bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan
sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti
budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam
arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. Pertanian
terbagi dalam dua jenis :
1.
Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan
usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan.
Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-kacang.
2. Perairan
Lahan Kering atau Ladang
Merupakan
pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa
palawija,umbi-umbian dan holtikultura.
b. Perkebunan
Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang
perkebunan, yang dimaksud dengan Perkebunan adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan atau media tumbuh
lainnya dalam ekosistem yang sesuai,
mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat.
Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi,
yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur
ekonomi wilayah dan nasional; fungsi
ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, dan
penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Perkebunan merupakan
usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di
pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
c. Peternakan
Ternak
adalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan,
sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan
Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak.
Usaha ternak dibedakan atas:
Usaha ternak dibedakan atas:
- Peternakan unggas (ayam dan itik)
- Peternakankecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain)
- Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
d. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan
manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati
perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada
umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni
perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia,
menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam
perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan. Perikanan terdiri dari:
- Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut.
- Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak
e. Kehutanan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No
41 tahun 1999 tentang kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem pengurusan
yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
Prisipnya ialah segala kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi
atau memanfaatkan hasil hutan, baik yang tumbuh atau hidup secara alami maupun
yang telah dibudidayakan.
4. PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun
2005-2025, menyatakan bahwa visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan
Makmur. Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh
melalui delapan misi yang mencakup: (1) mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, (2) mewujudkan
bangsa yang berdaya saing, (3) mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan
hukum, (4) mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu, (5) mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan, (6) mewujudkan Indonesia asri dan
lestari, (7) mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, dan (8) mewujudkan Indonesia
berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Untuk pelaksanaan pembangunan sistem agribisnis dirancang dengan melibatkan
lembaga ekonomi dan lembaga penunjang lain seperti lembaga ekonomi masyarakat.
Lembaga ekonomi masyarakat ini kemudian akan menunjang subsistem agribisnis,
kegiatan usaha tani, penyedia informasi, layanan jasa, serta penerapan
teknologi pertanian. Lebih jelas lagi agribisnis disini diarahkan pada
agroindustri, sehingga nantinya akan menghasilkan nilai tambah yang lebih bagi
komoditi pertanian. Dampak lebih lanjut adalah efek multiplier yang menciptakan
peluang-peluang usaha baru. Untuk itu dalam upaya pemberdayaan masyarakat
sektor ini harus jadi sasaran utama. Sedangkan dalam penguatan ekonomi rakyat
agribisnis merupakan syarat keharusan (necessary condition), yang
menjamin iklim makro yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat yang
sebagian besar berada pada kegiatan ekonomi berbasis pertanian.
Untuk penguatan ekonomi rakyat secara nyata,
diperlukan syarat kecukupan berupa pengembangan organisasi bisnis yang dapat merebut nilai tambah yang tercipta
pada setiap mata rantai ekonomi dalam kegiatan agribisnis. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian
Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga mempunyai nilai strategis.
Peran strategis agribisnis itu adalah sebagai berikut.
- Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
- Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
- Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.
- Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis.
- Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
- Agribisnis memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara sektor agribisnis dengan sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan produksi, keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan fiskal. Berdasarkan sifat keterkaitan maka dikenal keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage).
REFERENSI
Dikutip tanpa diubah dari
Modul Sistim
Agribisnis oleh Silvana Maulidah. SP. MP.
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : silvanamau@yahoo.com
3D Metal Tinted Iron - Titanium Straightener - TITANIA ART
BalasHapusIn addition to aluminum oxide, titanium oxide is one of the world's micro touch trimmer most essential materials. Thanks to cerakote titanium this natural aluminum titanium curling wand oxide ford escape titanium 2021 material, titanium titanium flat iron oxide can be used