Apakah itu yang
namanya cinta ?
Entahlah, hanya hati dan pandangan kitalah yang bisa
menjawabnya.
Yang pasti saat ini
aku terperangkap dan tak bisa berkutik, karena memang aku telah melakukan
sebuah kesalahan besar dan inilah kali kedua aku melakukannya, untuk dua hati
yang berbeda pula.
Semua berawal
ketika sesuatu yang tak diundang datang menghampiri dan perlahan menguasai system kerja
seluruh bagian tubuhku.
Dengan indah ia
mempesona di mata kita, pelan – pelan dan dengan lembut ia menguasai hati kita.
Terpesonaku karena
sesuatu tersebut. Dan saat dia juga menerima hati ini, aku bahagia dan berharap
rasa ini akan bertahan.
Itukah Cinta
?
Saat semua dimulai,
sungguh manis. Entah kenapa, sesuatu yang berkaitan denganya selalu melahirkan
rasa penasaran yang indah. Tapi itu tak cukup lama ketika semua berubah 1800.
Antiklimaks dengan awal, akhirnya begitu memilukan. Kualami sebuah cerita
ironis tentang rasa dan aku berperan sebagai seorang tokoh pelakon cerita
tersebut.
Itukah cinta
?
Sebuah cerita yang
mempunyai awal yang indah ; dan Ketika semuanya berjalan tetapi tak sesuai kehendakku, aku mulai goyah? Berbagai solusi dicoba untuk mencari
pemecahan dari apa yang ku anggap sebagai penghalang rasa yang indah itu. A- Z
kuhalalkan untuk mempertahankannya, namun ketika fondasinya makin rusak dan
rasa ini berjalan tak seimbang, bertepuk sebelah tangan, kata putus seolah –
olah menjadi solusi yang tepat dan sungguh – sungguh menyentuh dengan rasa
sakit yang manis.
Sukses.
Kata putus sukses
menyakiti hati ku, aku mungkin baru kali itu menangis karena Cinta, sungguh
sakit; tetapi setidaknya jangan dia yang tersakiti, kebahagiaannya adalah
milikku juga. Sejak saat itu dia hanyalah sahabat bagiku, kekagumanku kupendam
dalam – dalam.
Dan,
Saat hati
tersakiti, butuh obat untuk menyembuhkannya, bak butuh sebuah suplemen untuk
tubuh yang kekurangan gizi.
Pelarian.
Rasa sakit yang manis tak pernah bisa hilang. Dan entah kenapa pula sang cinta mulai
merasuk kembali, rasa yang sama tetapi berbeda kembali ia hadirkan bagiku,
untuk seorang yang pertama aku sakiti setelah aku disakiti oleh cinta yang aku
dapat sebelumnya.
Indah, walau tak
seindah sebelumnya. Aku yang memulai kali ini. Kubiarkan semuanya terjadi
seperti selayaknya. Awal yang baik, sebuah Pengertian. Kupertahankan fondasi
ini. Sebagai seorang pemeran utama dalam cerita cinta jilid dua ini, aku selalu
berusaha untuk memperindah hubungan ini. Kadang bahkan sering terjadi kesalahpahaman
antara kami. Tetapi terimakasih untuk cintanya yang telah mencegah hal yang
buruk mengakhiri kesalahpahaman tersebut.
Hahahah…
Keposesifannya,
rasa angkuh dan egoiskulah yang membuat semuanya harus berakhir; meski tak bisa
kupungkiri bahwa sesungguhnya cinta yang sebelumnya telah merenggut semua rasa
yang kumilikki. Perhatianku sepertinya tidak akan berpaling.
Lucu dan tragis,
demi dia yang pertama, aku harus menyakiti seorang yang mungkin mencintaiku;
padahal dia yang pertama itu sudah tak mungkin lagi berpaling kepadaku setelah
bad story yang kami alami serta cerita baru bermakna yang kini dia jalani.
Hahahah…
Memalukan dan memilukan ceritaku.
Maaf buat dia yang
kedua. Rasa bersalahku tak akan pernah hilang setelah aku membuatnya seolah –
olah selingan, sebuah tempat pelarian. Tetapi aku tak pernah bermaksud begitu.
Dengan sangat ceroboh dahulu aku memulainya, dan dengan menyakiti hatinya aku
mengakhirinya.
Maaf, tapi inilah aku yang diperbudak oleh mata dan diperintah
oleh pikiran – pikiranku yang egois, metro dan cenderung tak menghargai
ketulusan. Hatiku? Entah kemana, hatiku kini tak kupedulikan.
Cacian dan makian
kuterima saat itu. Berbagai tanggapan muncul. Cercaan dan olokkan datang
bertubi – tubi melalui berbagai cara. Ada yang mengungkapkannya secara
langsung, ada yang tidak.
Lagi – lagi cinta menenggelamkan diriku ke dalam keironisan
sebuah cerita.
Yah,
Ada yang pro, ada
yang kontra.
Perlahan cinta
kembali mengusikku.
Diantara beberapa
yang berusaha mengerti aku, perlahan muncul sesosok orang yang paling berempati
tentang hal ini. Semua kuceritakan padanya, termasuk mengenai perasaanku yang
masih ada buat dia yang paling awal. Sosok ini nyata. Berbagai solusi ia
tawarkan. Dengan cepat, sesuatu kembali menjalar di otakku. Waktu dan
keseringan membuat kami terus bersama. Dan entah siapa yang memulainya, kami
memasuki kisah terlarang yang merupakan cerita jilid tiga bagiku.
Indah, selalu indah
pada awalnya. Cinta telah menggoreskan sebuah prolog yang mantap. Dan dalam
perjalanannya, segala sesuatu kami hadapi bersama.
Hatiku mulai
memberontak, tak tahan dengan apa yang selalu mata dan pikiran perbuat.
Tapi apa daya,
semua telah terjadi. Sebuah kejujuran hanya akan membuat dia sakit hati. Kadang
– kadang keegoisanku harus timbul mengalahkan semuanya. Janji – janji muluk,
bahasa – bahasa indah tak bisa lagi mengendalikan semuanya. Yang terjadi malah
kontras, suasana hatiku selalu berlawanan. Aku bingung saat ternyata semua
pihak tak ingin aku jujur dan menyakiti hati orang ini. Tetapi aku tak bisa,
aku harus menjelaskan semuanya sebelum yang terjadi akan lebih menyakitkan.
Tetapi meski
kuakhiri secepat ini, tak berarti aku tak membuat luka hatinya. Lukanya mngkin
sangat, sangat, dan sangat dalam, aku tak tahu. Yang pasti sumpah dan mungkin
kalimat yang maksudnya adalah kutukkan buatku, akan selalu kuingat dan
kukenang. Sumpah yang mewakili kekecewaan dari banyak pasang mata. Tamparan
teman – teman terdekatnya, menyadarkanku bahwa jujur itu menyakitkan.
Sempat terlintas
kebimbangan mengenai apa yang telah aku perbuat. Tetapi ‘Rasa’ akan lebih berkata jujur saat kita membiarkan itu berjalan
sendiri.
Aku pengecut,
memang!
Tapi aku tak pernah
benar – benar berniat untuk menjadikan kedua orang ini sebagai pelarian.
SUMPAH!!!
Dengan keegoisanku,
aku masih memendam rasa sayang yang sungguh - sungguh besar yang masih
kumilikki untuk dia yang paling awal.
Yapp,
Cerita jilid dua
berakhir dengan kesakitan yang kesekian buat dia yang kedua setelah yang paling
awal. Sumpahnya akan berbekas, dan kuharap tak seburuk kutukkannya.
Kukira semuanya
habis saat itu. Namun yang ada, ia yang paling awal sedang mengalami kepelikkan
di cerita yang ia rangkai bersama kekasihnya. Aku kembali jadi pengecut yang
pada saat bersamaan masih berani menyatakan perasaanku padanya.
Semua di luar
jangkauan, kata mereka dia pun menghargai rasa ini.
Aku tersanjung.
Kata banyak orang, paling bahagia kalo kita mengetahui bahwa
kita dicintai diam – diam.
Betul.
Tapi, sebuah
keputusan pahit dan pasti bahkan harus kami jalani bahwa semua harus diakhiri.
Tak boleh ada lagi
yang tersakiti, cukup kami, atau bahkan aku saja yang merasa sakit dengan rasa
yang tertahan ini.
Ku harap, jika hari
ini aku sakit karena keputusan tersebut, mudah – mudahan tidak untuk esok dan
seterusnya.
Kesakitan hari ini cukup untuk hari ini saja, kata seseorang.
Hmm,
Inikah Cinta ?
HEBAT (y) !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar