Laman

Minggu, 27 Oktober 2013

INIKAH CINTA ? (Kesakitan hari ini cukup untuk hari ini saja)



Saat ini aku sedang dilanda dilema.Aku heran, kadang – kadang apa yang kita milikki bukanlah sesuatu yang kita harapkan, tetapi malah itu merupakan sesuatu yang tidak mudah hilang, lepas dari pikiran maupun perhatian kita.
Apakah itu yang namanya cinta ?
Entahlah, hanya hati dan pandangan kitalah yang bisa menjawabnya.
Yang pasti saat ini aku terperangkap dan tak bisa berkutik, karena memang aku telah melakukan sebuah kesalahan besar dan inilah kali kedua aku melakukannya, untuk dua hati yang berbeda pula.
Semua berawal ketika sesuatu yang tak diundang datang menghampiri dan perlahan menguasai system kerja seluruh bagian tubuhku.
Dengan indah ia mempesona di mata kita, pelan – pelan dan dengan lembut ia menguasai hati kita.
Terpesonaku karena sesuatu tersebut. Dan saat dia juga menerima hati ini, aku bahagia dan berharap rasa ini akan bertahan.
Itukah Cinta ?
Saat semua dimulai, sungguh manis. Entah kenapa, sesuatu yang berkaitan denganya selalu melahirkan rasa penasaran yang indah. Tapi itu tak cukup lama ketika semua berubah 1800. Antiklimaks dengan awal, akhirnya begitu memilukan. Kualami sebuah cerita ironis tentang rasa dan aku berperan sebagai seorang tokoh pelakon cerita tersebut.
Itukah cinta ?
Sebuah cerita yang mempunyai awal yang indah ; dan Ketika semuanya berjalan tetapi  tak sesuai kehendakku, aku mulai goyah?  Berbagai solusi dicoba untuk mencari pemecahan dari apa yang ku anggap sebagai penghalang rasa yang indah itu. A- Z kuhalalkan untuk mempertahankannya, namun ketika fondasinya makin rusak dan rasa ini berjalan tak seimbang, bertepuk sebelah tangan, kata putus seolah – olah menjadi solusi yang tepat dan sungguh – sungguh menyentuh dengan rasa sakit yang manis.
Sukses.
Kata putus sukses menyakiti hati ku, aku mungkin baru kali itu menangis karena Cinta, sungguh sakit; tetapi setidaknya jangan dia yang tersakiti, kebahagiaannya adalah milikku juga. Sejak saat itu dia hanyalah sahabat bagiku, kekagumanku kupendam dalam – dalam.
Dan,
Saat hati tersakiti, butuh obat untuk menyembuhkannya, bak butuh sebuah suplemen untuk tubuh yang kekurangan gizi.
Pelarian.
Rasa sakit yang manis tak pernah bisa hilang. Dan entah kenapa pula sang cinta mulai merasuk kembali, rasa yang sama tetapi berbeda kembali ia hadirkan bagiku, untuk seorang yang pertama aku sakiti setelah aku disakiti oleh cinta yang aku dapat sebelumnya.
Indah, walau tak seindah sebelumnya. Aku yang memulai kali ini. Kubiarkan semuanya terjadi seperti selayaknya. Awal yang baik, sebuah Pengertian. Kupertahankan fondasi ini. Sebagai seorang pemeran utama dalam cerita cinta jilid dua ini, aku selalu berusaha untuk memperindah hubungan ini. Kadang bahkan sering terjadi kesalahpahaman antara kami. Tetapi terimakasih untuk cintanya yang telah mencegah hal yang buruk mengakhiri kesalahpahaman tersebut.
Hahahah…
Keposesifannya, rasa angkuh dan egoiskulah yang membuat semuanya harus berakhir; meski tak bisa kupungkiri bahwa sesungguhnya cinta yang sebelumnya telah merenggut semua rasa yang kumilikki. Perhatianku sepertinya tidak akan berpaling.
Lucu dan tragis, demi dia yang pertama, aku harus menyakiti seorang yang mungkin mencintaiku; padahal dia yang pertama itu sudah tak mungkin lagi berpaling kepadaku setelah bad story yang kami alami serta cerita baru bermakna yang kini dia jalani.
Hahahah…
Memalukan dan memilukan ceritaku.
Maaf buat dia yang kedua. Rasa bersalahku tak akan pernah hilang setelah aku membuatnya seolah – olah selingan, sebuah tempat pelarian. Tetapi aku tak pernah bermaksud begitu. Dengan sangat ceroboh dahulu aku memulainya, dan dengan menyakiti hatinya aku mengakhirinya.
Maaf, tapi inilah aku yang diperbudak oleh mata dan diperintah oleh pikiran – pikiranku yang egois, metro dan cenderung tak menghargai ketulusan. Hatiku? Entah kemana, hatiku kini tak kupedulikan.
Cacian dan makian kuterima saat itu. Berbagai tanggapan muncul. Cercaan dan olokkan datang bertubi – tubi melalui berbagai cara. Ada yang mengungkapkannya secara langsung, ada yang tidak.
Lagi – lagi cinta menenggelamkan diriku ke dalam keironisan sebuah cerita.
Yah,
Ada yang pro, ada yang kontra.
Perlahan cinta kembali mengusikku.
Diantara beberapa yang berusaha mengerti aku, perlahan muncul sesosok orang yang paling berempati tentang hal ini. Semua kuceritakan padanya, termasuk mengenai perasaanku yang masih ada buat dia yang paling awal. Sosok ini nyata. Berbagai solusi ia tawarkan. Dengan cepat, sesuatu kembali menjalar di otakku. Waktu dan keseringan membuat kami terus bersama. Dan entah siapa yang memulainya, kami memasuki kisah terlarang yang merupakan cerita jilid tiga bagiku.
Indah, selalu indah pada awalnya. Cinta telah menggoreskan sebuah prolog yang mantap. Dan dalam perjalanannya, segala sesuatu kami hadapi bersama.
Hatiku mulai memberontak, tak tahan dengan apa yang selalu mata dan pikiran perbuat.
Tapi apa daya, semua telah terjadi. Sebuah kejujuran hanya akan membuat dia sakit hati. Kadang – kadang keegoisanku harus timbul mengalahkan semuanya. Janji – janji muluk, bahasa – bahasa indah tak bisa lagi mengendalikan semuanya. Yang terjadi malah kontras, suasana hatiku selalu berlawanan. Aku bingung saat ternyata semua pihak tak ingin aku jujur dan menyakiti hati orang ini. Tetapi aku tak bisa, aku harus menjelaskan semuanya sebelum yang terjadi akan lebih menyakitkan.
Tetapi meski kuakhiri secepat ini, tak berarti aku tak membuat luka hatinya. Lukanya mngkin sangat, sangat, dan sangat dalam, aku tak tahu. Yang pasti sumpah dan mungkin kalimat yang maksudnya adalah kutukkan buatku, akan selalu kuingat dan kukenang. Sumpah yang mewakili kekecewaan dari banyak pasang mata. Tamparan teman – teman terdekatnya, menyadarkanku bahwa jujur itu menyakitkan.
Sempat terlintas kebimbangan mengenai apa yang telah aku perbuat. Tetapi ‘Rasa’ akan lebih berkata jujur saat kita membiarkan itu berjalan sendiri.
Aku pengecut, memang!
Tapi aku tak pernah benar – benar berniat untuk menjadikan kedua orang ini sebagai pelarian. SUMPAH!!!
Dengan keegoisanku, aku masih memendam rasa sayang yang sungguh - sungguh besar yang masih kumilikki untuk dia yang paling awal.
Yapp,
Cerita jilid dua berakhir dengan kesakitan yang kesekian buat dia yang kedua setelah yang paling awal. Sumpahnya akan berbekas, dan kuharap tak seburuk kutukkannya.
Kukira semuanya habis saat itu. Namun yang ada, ia yang paling awal sedang mengalami kepelikkan di cerita yang ia rangkai bersama kekasihnya. Aku kembali jadi pengecut yang pada saat bersamaan masih berani menyatakan perasaanku padanya.
Semua di luar jangkauan, kata mereka dia pun menghargai rasa ini.
Aku tersanjung.
Kata banyak orang, paling bahagia kalo kita mengetahui bahwa kita dicintai diam – diam.
Betul.
Tapi, sebuah keputusan pahit dan pasti bahkan harus kami jalani bahwa semua harus diakhiri.
Tak boleh ada lagi yang tersakiti, cukup kami, atau bahkan aku saja yang merasa sakit dengan rasa yang tertahan ini.
Ku harap, jika hari ini aku sakit karena keputusan tersebut, mudah – mudahan tidak untuk esok dan seterusnya.
Kesakitan hari ini cukup untuk hari ini saja, kata seseorang.
Hmm,
Inikah Cinta ?
HEBAT (y) !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar